Halaman

21.2.18

Menulis, Teman Lama yang Berusaha Kurangkul Kembali

Assalamu'alaikum semuaa ❤

Menulis sebetulnya bukan hal yang baru buatku. Pertama kali punya blog di tahun 2008 bulan Agustus. Postingan pertama pas di hari kemerdekaan, dengan tema tentang memerdekakan hati dan perasaan melalui tulisan. Bahasa masih alay, isinya curhatan galau pula 🙈. Postingan bersejarah itu bisa dibaca di sini

Semenjak itu, mulai agak rajin nulis blog. Setidaknya tiap bulan ada beberapa postingan yang bisa ditulis. Meskipun isinya tidak berbobot dan hanya terdiri dari beberapa kata saja, tapi rasanya aku bahagia karena bisa aktif menulis untuk mengeluarkan apa yang ada di hati dan pikiran. 




Jeleknya, tiap posting sesuatu, rasanya ingin dibaca sama orang lain, tapi juga malu untuk menyebarluaskan tulisan sendiri. Hal ini akhirnya membuat semangat untuk nulis jadi berkurang drastis. Bahkan, akhirnya vakum sama sekali. Blog kembali aktif karena ikut kelas matrikulasi di IIP dan hanya digunakan untuk posting aliran rasa setiap selesai pembelajaran. 

Mengikuti rumah belajar literasi media di IIP Semarang, mau tidak mau harus kembali aktif menulis di blog. Ada program One Month One Post dan juga One Week One Post untuk mengasah kemampuan menulis para peserta rumbel. Lalu, dengan semangat menulis yang masih on-off ini, apakah menulis termasuk salah satu passionku?


Source : pinterest 

Kalau menurut Oprah Winfrey seperti ada dalam gambar di atas, passion adalah energi. Kekuatan yang datang karena kita fokus pada hal yang kita senangi. Menurut google translate, ada beberapa padanan kata passion dalam Bahasa Indonesia, diantaranya semangat, kegemaran, dan keinginan besar.
Secara garis besar, bisa kusimpulkan bahwa passion adalah sesuatu yang sangat senang kita lakukan, sehingga hanya dengan melakukannya saja bisa membangkitkan semangat di dalam diri kita dan membuat kita selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. 

Dari definisi yang kubuat sendiri itu, rasanya apa yang kulakukan dengan menulis belum sampai pada tahap yang bisa disebut sebagai passion. Sampai saat ini, menulis masih terasa sebagai selingan, bahkan sekarang menjadi kewajiban karena ikut rumbel literasi media ini 😄. Padahal, dari dulu ada sebersit cita-cita untuk bisa mendapat penghasilan dari tulisan. Lalu bagaimana caranya agar kegiatan menulis ini bisa menjadi kegiatan yang at least menyenangkan dulu untuk kulakukan? (untuk penghasilan bisa kita bicarakan kemudian 😋).

Cara pertama dan menurutku paling sederhana untuk menjadikan menulis sebagai passion adalah membuat menulis menjadi habit. Usahakan tidak ada hari tanpa menulis. Mungkin belum bisa tulisan bermakna dan panjang seperti tulisan blog, tapi bisa dimulai dengan status fb, status wa, caption ig, kirim wa tanda cinta ke suami, atau bahkan menulis catatan daftar belanja hehe..
Yang pasti, biasakan dan paksakan diri untuk menulis sampai terasa ada yang hilang jika tidak menulis dalam sehari.

Cara kedua adalah bergabung dengan komunitas penulis/blogger. Sekarang aku sudah tergabung di rumah belajar literasi media IP Semarang, dan mendapat tugas untuk bergabung di komunitas menulis dan blogging. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Mbak Marita, ada beberapa alasan kenapa kita harus bergabung dengan komunitas penulis/blogger diantaranya adalah networking, menambah ilmu, menjaga passion, dan menjaga konsistensi.

Terkadang, aku bingung mau nulis apa, siapa yang bakal baca, isinya manfaat atau ga, dan lain sebagainya yang akhirnya bikin aku ga jadi nulis saking bingungnya. Nah, pernah baca tulisan Dewi Lestari, dia bilang "Tulislah apa yang ingin kau baca". Maka cara ketiga yang menurutku bisa dipraktekkin untuk penulis amatir kaya aku adalah, tulis aja apapun yang sekiranya pengen kita baca ulang. Belajar cuek tentang isi, struktur kalimat, dsb, yang penting kita usaha dulu untuk terbiasa menulis. Misal, kita baru denger kajian online, maka tulislah resume kajian tersebut di blog; kita baru dapat resep masakan enak banget dari mertua, tulis ulang resep tersebut di blog; kita baru jadi tempat curhat teman, tulislah saran dan pandangan kita tentang curhatan tersebut (tentu dengan tidak menyebutkan orang yang bersangkutan, hanya inti cerita yang bisa kita ambil pelajaran yang kita tuliskan). 
Kadang kita mau nulis nunggu inspirasi dulu kan yaa, nah tapi kemarin aku baca novel yang kutipannya sbb :
"what's inspiration anyway? Ilham nggak akan maksa lo buat nulis. Cuma keinginan lo sendiri yang bisa memaksa elo untuk nulis"
- The Hero, dalam novel soulmate.com karya Jessica Huwae -  
Jadi, tulis aja dulu, supaya kita bisa melatih diri kita agar terbiasa menulis sesuatu.


Source : pinterest

Cara terakhir yang menurutku juga penting untuk menjadikan menulis sebagai passion adalah perbesar rasa ingin tahu, perbanyak membaca dan perluas wawasan. Kenapa ini penting? Buat orang kaya aku, yang terkadang suka "panas" lihat hasil karya orang lain, perbanyak sumber ilmu ini bisa menjadi pemicu untuk menghasilkan karya yang sama bagusnya dengan apa yang kubaca. Albert Einstein yang jenius aja mengklaim dirinya tidak punya bakat khusus, hanya saja dia "passionately curious". Maka, teruslah pupuk rasa ingin tahu kita, terutama yang berkaitan dengan dunia tulis menulis, agar lama-lama kita bisa menjadi seorang ahli di bidang ini.

Jangan lupa, teruslah menulis dari hati. Meskipun saat ini menulis masih terasa seperti kewajiban, but please put your heart in every single word you write, jadi apa yang ingin kita sampaikan bisa langsung "kena" di hati para pembaca. 


Source : pinterest
Semoga, dengan mempraktekkan apa yang kutulis di sini, aku bisa kembali merangkul teman lamaku yang hilang. Menulis sejatinya sangat membantu melepaskan apa yang ada di hati dan pikiran. Media curhat yang tidak menuntut. Dan ketika dibaca ulang, setiap tulisan bisa memberikan perspektif yang berbeda untuk sebuah permasalahan.

Hatur nuhun udah baca ya semuanyaaa 💕 

10 komentar:

  1. Love it... Bagus banget tulisannya. Berbobot. Aku sukaaa.. semangaaat ummu Labibah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaaAllah
      Dipuji sama buguruuu..aku jadi maluu 🙈

      Hapus
  2. Dapat ilmu baru setelah membacanya, Ummu Habibah..
    Semangat!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalo ada yang bisa dipetik dari tulisan amatiran ini mbak hehe..

      Btw, anakku namanya Labibah mbak 😄

      Hapus
  3. Asiik.. kaya baca artikel hipwee gitu kesannya. 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaaAllah
      Masih panjang perjalanan mbaakk hihi..

      Hapus
  4. Masya Allah mba adis.. Ini mah udah asik dibacanya... Jadi tambah semangat ini, bnyak yg jago nulis..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah..
      Mudah2an semangatnya ON terus ya kita mbak :)

      Hapus
  5. Renyah, kalem dan mengalir pada satu kesimpulan pada saat akhir membacanya....sukaaa..ini mah udah Pro mbak..Semoga aku cepat ketularan nih

    BalasHapus