Halaman

27.4.18

Wanita Penjaga Dunia

Assalamu'alaikum semuanyaaa 💕

Bulan April ini, ada dua tanggal istimewa yang patut kita peringati. Pertama adalah Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April dan yang kedua adalah Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April.
Hari Kartini diperingati untuk mengingatkan kita bahwa setiap wanita berhak mendapatkan pendidikan, akses informasi, dan juga taraf hidup yang sama dengan para pria. Sementara Hari Bumi diperingati untuk mengingatkan kita bahwa kita punya tanggung jawab yang sama atas keberlangsungan bumi kita tercinta.

Source : pinterest 
Alhamdulillah, akhir-akhir ini sudah semakin banyak gerakan yang digagas sebagai bentuk rasa cinta kepada bumi.
Mulai dari 3R (reduce, reuse, recyclee), zero waste living, fashion revolution, dsb.
Lalu, kira-kira apa peran wanita yang sesuai dengan cita-cita Kartini dalam hal menjaga keberlangsungan bumi?

Saat nonton film Kartini yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, ada satu kutipan film yang membekas buat aku. Kutipan itu kurang lebih berbunyi :
Raga boleh terpenjara, tapi jiwa dan pikiranmu tidak!
Kutipan ini, jika dikaitkan dengan kehidupan wanita jaman sekarang, sungguh masih sangat relevan.
Sebagai ibu rumah tangga yang memilih fokus di ranah domestik, tentu most of my time dihabiskan di rumah. Lalu, apakah dengan keterbatasan ruang gerak ini membuat aku tidak bisa berkontribusi untuk lingkungan?

Akibat sering kepo akun para selebgram yang concern dengan masalah lingkungan, aku jadi sedikit terpapar informasi mengenai beberapa hal yang bisa dilakukan dari rumah, tapi berdampak untuk lingkungan.

Konsep pertama yang bisa dilakukan adalah 3R alias reduce, reuse, dan recycle. Apa yang aku ceritain di sini adalah berdasar pada yang aku pahami yaa, coz i'm not an expert so plis jangan berharap ada tips atau apapun itu dari curhatan aku ini 😋
Menurut penjelasan di situs ini, konsep 3R memiliki inti yakni Reuse (Menggunakan kembali sampah sampah yang masih bisa digunakan atau bisa berfungsi lainnya), Reduce (Mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah), Recycle (Mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi suatu produk atau barang yang dapat bermanfaat).

Terus ko bisa siy kita sebagai ibu rumah tangga memegang peranan penting dalam konsep yang kedengerannya jelimet gitu?
Karena eh karena, kita adalah ratu di rumah kita sendiri, which is kita adalah penentu dari hampir setiap keputusan mengenai persampahan di rumah kita. 

Contohnya, sampah sisa masak alias sampah rumah tangga. Sudah jelas kita adalah pembuat keputusan apakah sampah itu akan langsung dibuang aja ke tempat sampah atau mau kita olah lagi supaya bisa jadi kompos atau mau kita tanem lagi akarnya supaya bisa tumbuh di pekarangan depan (dan bisa bikin irit uang belanja kalau misalnya berhasil sampai panen 😂). 
Nah, ternyata keputusan simple apakah akan dibuang atau tidak itu bisa menjadi langkah awal dari penerapan konsep 3R ini. Dalam kasus sampah rumah tangga tadi, kalau kita milih untuk diolah sampai jadi kompos maka kita sudah menerapkan konsep recycle. Sementara kalau kita pilih untuk ditanem lagi maka kita sudah menerapkan konsep reuse.

Sound simple yaa?
Tapi seperti biasa, easier said than done. Butuh tekad dan keistiqomahan yang luar biasa untuk konsisten menjalankan konsep ini in our daily life

Terus yang reduce gimana dong?
Pada intinya reduce ini kan mengurangi produksi sampah. Mari kita lihat sendiri di rumah, kira-kira sampah jenis apa yang paling banyak diproduksi di rumah kita.
Kalau aku, plastik jelas ada di urutan pertama.
Sedih pas nonton film dokumenter yang ada cerita tentang penyu yang lehernya kebelit plastik yang dibuang di laut 😭
Maka, aku belajar untuk mulai ngurangin penggunaan plastik di rumah.
Sesimple bawa tas belanja sendiri, bawa air minum sendiri kalau bepergian, kalau mau jajan cilok dan sejenisnya diusahakan pake tempat sendiri jangan pake plastik dari mamangnya. 
Sederhana, tapi butuh effort luar biasa untuk konsisten melakukannya.
Lagi-lagi, peran kita sebagai ibu rumah tangga sangat besar di konsep ini. Karena, kita yang belanja setiap hari, kita juga yang nyiapin perbekalan suami dan anak kalau bepergian, dan kita juga penentu apakah anak boleh jajan cilok atau tidak 😂.

Maka buibu sekalian, kita ini secara tidak langsung adalah penentu apakah bumi ini akan semakin rusak atau tidak.
Berat yaa?
Ya begitulah resiko jadi emak-emak pemegang keputusan persampahan dalam rumah tangga 😂.

Nah, konsep reduce ini akan mengarah pada konsep kedua yang bisa kita terapkan di rumah, yaitu zero waste living.
Kalau 3R adalah awal, maka zero waste living ini adalah tahap advance dalam dunia persampahan sederhana.
Intinya, konsep ini benar-benar berusaha untuk tidak memproduksi sampah sama sekali dalam kehidupan.
Susah?bangeett
3R aja masih ngos-ngosan jalaninnya, apalagi ini.
Para pelaku zero waste living biasanya juga sampai pada tahap membuat sendiri kebutuhan mereka (karena kalau mereka beli maka mereka akan memproduksi sampah kemasan). 
Concernnya bukan hanya pada kemasan, tapi sudah sampai pada bahan baku dari apa yang mereka gunakan.
Misal, mereka concern bahwa ternyata ada beberapa bahan dalam pembuatan detergent yang bahaya untuk lingkungan. Maka mereka berusaha mengganti detergent yang biasa mereka pakai dengan sesuatu yang lebih ramah lingkungan.

Source: pinterest 
Dari curhatan panjang aku di atas, maka marilah buibu kita jadikan setiap hari adalah Hari Bumi.
Supaya kita terbiasa menghargai kondisi bumi kita yang sepertinya semakin hari semakin menderita karena ulah manusia.
Mari kita konsisten menerapkan konsep sederhana yang bisa berdampak positif bagi lingkungan kita.
Jangan pernah berhenti mencari informasi tentang pemanfaatan sampah, tentang kondisi bumi, tentang apapun. 
Seperti kata Kartini, meskipun raga seperti terpasung karena ruang gerak yang terbatas, tapi jiwa dan pemikiran kita harus bisa terbang mengangkasa.
Apalagi sekarang sudah sangat mudah untuk memperoleh informai tentang apapun yang ingin kita ketahui, maka manfaatkanlah segala fasilitas yang ada untuk buerkontribusi positif dalam upaya menjaga lingkungan :)



Alhamdulillah selesai sudah curhatan panjang banget ini.
Curhatan ini ditulis dalam rangka meramaikan Gebyar Literasi Media Komunitas Ibu Profesional Semarang bulan April 2018.



Hatur nuhun udah baca yaa ❤ 

2 komentar:

  1. Aku suka quote nya Ibu Kartini yang itu juga... tulisannya tambah tsakeeep! Sukaaaa :) Keep writing, keep sharing, and save the earth :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. The power of kepepet ini nulisnya hihi..
      Mau mulai "memaksa" diri nulis lagi, dgn ikutan challenge2 yg ada..

      Mohon bimbingannya cikguu :)

      Hapus