Halaman

12.3.18

Jalan-jalan Ke Observatorium Bosscha Lembang

Assalamu'alaikum semuanyaa 💕

Weekend kemarin, alhamdulillah aku, suami sama Bibah ada kesempatan untuk mudik ke Bandung menghadiri resepsi pernikahan sahabat aku dari kecil.
Dan kalo ada rencana mudik, pasti langsung sekalian bikin itinerary mau kemana aja selama di Bandung biar penggunaan waktunya maksimal antara silaturahmi, kuliner, dan jalan-jalan 😄
Karena selama di Bandung kita stay di rumah aa di Lembang, akhirnya kita putusin untuk jalan-jalan di sekitaran Lembang aja, mengingat kendaraan yang ada juga cuaca yang masih galau prediksinya.

Sebelumnya kita udah pernah ke Observatorium Bosscha, tapi dulu kesana itu pas tutup Bosscha nya, jadi kita cuma dibolehin foto-foto aja di depan gedungnya, itupun karena agak ngerengek sama pak satpam sambil bilang kalo kita jauh dari Semarang dan udah mau pulang sore harinya 😆

Karena masih penasaran pengen liat teropong besarnya, akhirnya kemarin kita ke sana lagi, tapi kali ini sudah berbekal informasi dari sini, makanya kita yakin kalau Bosscha nya buka dan menerima kunjungan perorangan di hari Sabtu.

Masuk kawasan Observatorium Bosscha itu adem banget, kanan kiri masih pohon besar, jalannya nanjak karena lokasinya ada di atas bukit. Tiket masuk kunjungan siang 15.000 rupiah saja dan boleh "main" sepuasnya di dalam lokasi. Kalo tiket masuk kunjungan malam itu 20.000 rupiah.

Bukti bayar tiket masuk Bosscha

Btw, main ke sini adalah salah satu bucket list aku sama suami, jadi pas akhirnya berhasil masuk senengnya bukan main udah kaya anak kecil dikasi mainan baru haha. Bibah siy happy aja asal ada tempat untuk lari-lari tanpa diiringi teriakan khawatir ibunya 😅
Kita dapet jadwal kunjungan jam 12.00. Pas masuk rasanya pengen loncat saking senengnya, coz we've been waiting for this since we watched Petualangan Sherina when we were a kid.

Kunjungan ke Bosscha itu dibagi 2, ada kunjungan siang dan kunjungan malam.
Kunjungan siang pun dibagi untuk rombongan dan untuk perorangan. Khusus untuk perorangan dan rombongan kecil (kurang dari 15 orang) hanya bisa hari Sabtu saja. Sementara untuk rombongan besar bisa di hari Selasa s.d Jumat dengan persyaratan mengirim surat resmi (menggunakan kop surat, tanda tangan dan berstempel) yang berisi hari, tanggal dan jam berkunjung, jumlah orang yang akan berkunjung, kelompok usia pengunjung, dan nomor yang bisa dihubungi untuk konfirmasi pendaftaran.
Surat harus sudah diterima oleh pihak Bosscha paling lambat 1 bulan sebelum berkunjung.
Surat tersebut ditujukan kepada Kepala Observatorium Bosscha dengan alamat : Kompleks Observatorium Bosscha FMIPA ITB LEMBANG, Kab. Bandung Barat 40391 atau melalui faksimili di (022)-2786001.

Untuk kunjungan siang, kita nanti diperbolehkan untuk masuk ke dalam Kubah Kupel, tempat teleskop terbesar di Bosscha berada. Tapi pada kunjungan siang tidak ada kegiatan meneropong benda langit. Kita masuk ke Kubah Kupel untuk mendapatkan penjelasan tentang sejarah Bosscha dan juga cara kerja teleskopnya.
Teleskop terbesar di Bosscha ini namanya Teleskop Zeiss, panjangnya 11m dan beratnya 17ton. Teleskop ini dipesan langsung oleh pemerintahan Belanda dari Jerman, kemudian dikirim menggunakan kapal laut baru dirakit di Indonesia. Yang menarik, ternyata printilan teleskop ini dibawa ke atas bukit menggunakan kereta kuda!
Observatorium Bosscha dibangun pada tahun 1923 dan baru selesai kurang lebih 5 tahun kemudian di tahun 1928. 
Lalu kenapa dinamakan Bosscha?
Ternyata Pak Bosscha ini bukan ahli astronomi, tapi beliau adalah salah seorang yang sangat tinggi minatnya terhadap bidang astronomi lalu menyumbangkan banyak hartanya untuk pengembangan observatorium ini, sehingga namanya diabadikan menjadi nama tempat ini.

Kubah Kupel

Masih terkagum-kagum akan besarnya teleskop Zeiss, mbak pemandu lanjut menjelaskan tentang cara kerja teleskop tersebut.
Jadi, teleskop Zeiss adalah satu-satunya teleskop (pada zamannya) yang bisa mengamati bintang ganda. Teleskop inilah yang menemukan bahwa ternyata bintang Sirius itu berpasangan, sehingga bisa dilakukan penelitian lebih lanjut tentang bintang ganda yang lain.
MasyaAllah, aku langsung keinget ayat Allah SWT

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍۢ وَٰحِدَةٍۢ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًۭا كَثِيرًۭا وَنِسَآءًۭ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًۭا

“Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali.” [QS. An Nisaa (4):1].

Ternyata bukan hanya makhluk hidup, tapi bintang pun diciptakan berpasang-pasangan oleh Allah SWT.

Masih ada lagi penjelasan mbak pemandu yang bikin aku terkagum-kagum. Jadi, teleskop seberat 17ton itu bisa dioperasikan oleh mbak pemandu yang mungil hanya dengan menggerak-gerakkan tuas yang ada di bagian bawah teleskop. Teknologi yang memudahkan penggunanya ini sudah dipikirkan oleh para peneliti 90 tahun yang lalu. Hebat yaa!
Selain itu, atap Kubah Kupel bisa dibuka untuk mengeluarkan teleskop saat mengamati benda langit. Semacam jendela yang dibuka menggunakan katrol sehingga atap kubah bisa terbuka. Dan, selain bisa dibuka, atap ini juga bisa berputar sehingga peneliti bisa mengamati benda langit di seluruh arah.
Kecanggihan lain yang sudah dipikirkan saat membangun Kubah Kupel adalah, lantai yang juga berfungsi sebagai lift. Lantai Kubah Kupel bisa dinaikturunkan sesuai dengan tinggi pengamat, sehingga letak teleskop yang sudah fix dan cukup tinggi tidak menjadi penghalang bagi para pengamat berbadan mungil saat akan meneliti benda langit.

Teleskop Zeiss VS Mbak Pemandu
Setelah mendapat penjelasan di dalam Kubah Kupel, pengunjung bisa masuk ke ruang multimedia untuk mendapat penjelasan singkat tentang benda langit.
Dari penjelasan di sini, aku bener-bener merasa sangat kecil. Besar bumi saja tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan benda langit yang lain. Apalagi manusia yang hanya setitik, sungguh tidak ada kesombongan sedikit pun yang pantas dimiliki oleh manusia. 

Di Observatorium Bosscha, terdapat kurang lebih 20 buah teleskop yang memiliki beragam fungsi. Ada teleskop yang khusus untuk mengamati bintang seperti teleskop Zeiss, ada yang khusus untuk mengamati matahari, dan ada juga yang khusus untuk mengamati galaksi. 
Setiap teleskop diberi semacam rumah agar lebih awet dan terjaga keakuratannya.

Untuk kunjungan malam, jika langit cerah ada kegiatan melihat objek langit menggunakan beberapa teleskop yang disediakan. Tapi tetap tidak bisa menggunakan teleskop terbesar Zeiss yaa :)
Khusus untuk kunjungan malam, selain pengunjung rombongan yang harus mengirim surat seperti pada kunjungan siang, pengunjung perorangan pun harus melakukan pendaftaran melalui telpon ke (022)-2786001. 
Kunjungan malam ini hanya ada 4 malam per bulan pada bulan April s.d Oktober pada pukul 17.00-20.00 WIB. Jadwal kunjungan malam untuk tahun 2018 bisa dilihat di foto berikut ini :

Jadwal Kunjungan Malam Tahun 2018 

Di Observatorium Bosscha juga ada toko yang menjual pernik khas Observatorium. Ada kaos dewasa (harga sekitar 90rb), kaos anak (harga sekitar 65rb), gantungan kunci, pin, sticker, dan ada juga miniatur Kubah Kupel untuk hiasan rumah.
FYI, Observatorium Bosscha ini tutup setiap hari Minggu, Senin, dan hari libur nasional.

Wisata edukasi seperti Observatorium Bosscha ini selain menambah pengetahuan tentang alam semesta, juga menambah keimanan kepada Allah SWT karena aku sebagai manusia semakin menyadari kuasa Allah SWT yang sangat besar dan tidak ada bandingannya.
Semoga aku selalu bisa bersyukur atas semua kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT dan memetik manfaat dari setiap kejadian yang aku alami.

Hatur nuhun udah baca yaa ❤ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar