Halaman

1.4.20

Mencoba Peka Akan Panggilan Allah

Bismillah

So, ini semua dimulai dari keharusan #dirumahaja karena mewabahnya virus Corona di Indonesia. 
Salah satu dampaknya adalah anak-anak harus belajar di rumah bersama orangtuanya. 

Mulailah aku jadi guru untuk anakku yang saat ini sekolah usia TK A. Meskipun ga tiap hari, tapi ustadzah sekolah beberapa kali membuat semacam KBM online yang bisa dikerjakan anak dengan orang tua di rumah. 
Salah satunya adalah murojaah hafalan surat pendek. Alhamdulillah, anakku sudah hafal surat An Nas s.d Al Humazah, maka akupun lanjut memperkenalkan anakku dengan surat At Takatsur.

Niatnya, aku ingin sedikit-sedikit mengenalkan Bibah (anakku) dengan makna dari masing-masing surat yang sudah dia hafal. Maka aku mulai browsing video kajian tafsir surat pendek. Kumulai dengan kajian tafsir surat At Takatsur yang baru mulai diperkenalkan ke Bibah.
Bertemulah aku dengan video ini. Video yang diposting 6 tahun lalu. Dan video berdurasi 8 menit ini berhasil bikin aku bengong sebelum tidur saking meresapnya makna surat At Takatsur ini. 

Kucoba bikin resume ya dari kajian tafsir At Takatsur by ust. Nouman Ali Khan yang tadi aku share.

Alha (di awal surat) adalah bentuk past tense. Original word nya adalah *lahwu* yang literally artinya adalah entertainment.
Entertainment ini diartikan sebagai hal-hal yang keeps you busy and takes you away from something that you actually supposed to be doing.
Tersirat nih dari makna katanya, bahwa hal yang menjadi distraksi sebetulnya adalah hal yang kurang penting.

Kalo di bahasa indonesiakan, at-takatsur ini diartikan dengan bermegah-megahan. Arti dari ayat pertama adalah "bermegah-megahan telah melalaikan kalian". 
Di kajian ini, ada penjelasan ust.NAK yang bilang bahwa ketika urusannya sudah tentang mengingat Allah, maka uang dan bahkan anak kalian menjadi less important. Bahwa uang dan anak sebetulnya adalah distraction. 
Itulah inti dari surat At Takatsur. Bagaimana kita memperlakukan apa yang kita miliki sebagai jalan untuk selalu mengingat Allah. 

Diceritakan juga sebuah kisah di zaman Rasulullah. Bahwa dulu Rasulullah kelaparan, sudah beberapa hari tidak makan. Sahabat Abu Bakar dan Umar mendatangi beliau dalam keadaan yang juga kelaparan. Akhirnya mereka mendatangi rumah seorang sahabat yang lebih makmur. Mereka kemudian diberi makan dan minum. Saat ini Nabi berkata "inilah nikmat yang akan dipertanyakan nantinya".
Kebayang ga?
Kondisinya udah ga makan berhari2, ketika akhirnya bisa makan lalu Rasulullah mengingatkan bahwa nikmat ini kelak akan dipertanyakan. 
Lalu gimana dengan kondisi kita sehari2 yang bisa makan, bisa tidur, punya rumah, baju banyak?

Lalu ust.NAK juga menjelaskan bahwa ketika kita mendapatkan nikmat, selain sudah semestinya berkata Alhamdulillah atas nikmat tersebut maka kita juga seharusnya berkata Astaghfirullah karena nikmat ini akan dipertanyakan kelak.
And the more you have, the more you'll be ask.
Ga ada yang salah dengan punya lebih, tapi bersiaplah dengan jawaban ketika nanti dipertanyakan.

Nyatanya, semua hal yang membuat kita menjadi bermegah-megahan hingga melenakan adalah nikmat yang diberikan oleh Allah untuk kita. 
Maka kita harus selalu ingat untuk mempergunakan semuanya di jalan yang akan membuat kita selalu ingat sama Allah. 
Karena sejatinya semua adalah milik Allah. Dan semua akan ditanya pertanggungjawabannya kelak.

Last part.
Another form of na'im (nikmat) bagi kita sebagai mukmin adalah Al Qur'an dan Nabi Muhammad. Dua hal ini udah kaya ultimate blessing buat kita umat Islam. 
Lalu sudah seperti apa kita memperlakukan kedua hal tersebut?
Udah siap belum ketika nanti kita ditanya sama Allah soal tanggungjawab kita akan dua nikmat ini?

Kemudian, besokannya suamiku ngasih link dauroh belajar Bahasa Arab bersama Ust. Firanda. Jujur, aku awalnya pesimis banget bisa nyimak, secara anak-anak selalu tidur larut dan aku kaya udah ga ada otak dan energi untuk belajar hal baru.

Tapi, biidznillah malam ini aku berhasil nonton videonya dan bahkan bisa nyimak dan bikin catetan yang lumayan rapi sebagai ikhtiar aku untuk mengikat ilmu dari dauroh tersebut.


Dalam mukadimah dauroh tersebut Ust. Firanda bilang bahwa salah satu nikmatnya paham bahasa Arab adalah kita bisa lebih memaknai Al Qur'an sehingga bukan tidak mungkin kita akan lebih mudah menghafalkan Al-Qur'an.

Jelang tidur, karena kantuk belum datang, maka akupun berencana untuk menutup beberapa tab browser yang sudah terlalu lama terbuka dan belum terbaca artikelnya. Maka sampailah aku pada artikel ini yang sudah lama terbuka tapi tidak terbaca. 

MasyaAllah ternyata isinya bagus sekali, tentang mukjizat Al Qur'an yang sungguh luar biasa dan luput dari perhatian aku selama ini huhuhu. 

Aku rasanya merinding. 
Seperti Allah memintaku mendekat padaNya lewat Al Qur'an.
Aku kaya disuruh Allah untuk tekun belajar bahasa Arab, supaya bisa paham Al Qur'an dan maknanya dengan lebih mudah, supaya nanti ketika ditanya tentang apa yang sudah aku lakukan atas nikmat Al Qur'an, aku bisa menjawabnya dengan penuh tanggung jawab.

Mohon doanya, semoga aku bisa konsisten belajar, supaya aku bisa mudah menyerap ilmu yang kupelajari, dan supaya Allah menjaga niatku belajar hanya untuk Allah bukan karena ingin sombong karena dianggap pintar.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar