Halaman

1.6.19

Kisah Uzair

Bismillah.
Nama Uzair disebut dalam Al Qur'an surat At-Taubah ayat 30. Dalam ayat ini, Uzair disebut oleh Bani Israil sebagai anak Allah. 


Kisah singkat Uzair juga dicatat dalam surat Al Baqarah ayat 259. Dalam ayat ini Allah Subhanahuwata'ala berfirman :
Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?" Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, "Berapa lama engkau tinggal (di sini)?" Dia (orang itu) menjawab, "Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari." Allah berfirman, "Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang-belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, "Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."

Dikisahkan bahwa pada suatu hari Uzair melakukan perjalanan untuk memenuhi sebuah janji. Ketika sampai di reruntuhan bangunan, Uzair berteduh dan masuk ke dalam reruntuhan tersebut bersama dengan keledainya. 
Ia kemudian mengeluarkan bekalnya berupa anggur dan roti. Ia beristirahat sambil memakan perbekalannya. Kemudian ia melihat ke sekeliling reruntuhan bangunan tersebut seraya bergumam "Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?".
Ia berkata demikian karena ia kagum akan kekuasaan Allah. Kemudian Allah mengutus malaikat maut untuk menahan ruh Uzair dan mewafatkannya selama 100 tahun. 

Setelah 100 tahun, Allah Subhanahuwata'ala membangkitkan Uzair melalui malaikat maut. Uzair merasa hanya tertidur di siang hari kemudian dibangunkan pada sore hari. 
Malaikat maut kemudian memberitahunya bahwa ia sudah tinggal di reruntuhan itu selama 100 tahun. Uzair mengingkari ucapan malaikat tersebut. Lalu malaikat menyuruhnya untuk melihat kondisi perbekalan dan juga kondisi keledainya yang sudah menjadi tulang belulang. 
Kemudian atas izin Allah malaikat memanggil tulang-tulang keledai tersebut dan membangkitkannya hidup kembali. 

Uzair kemudian menunggangi keledai tersebut untuk kembali ke desanya. Sudah banyak perubahan terjadi dalam kurun waktu 100 tahun. Tibalah ia di tempat yang ia duga sebagai rumahnya. Ia mendapati seorang nenek tua yang menurut perkiraannya adalah budaknya yang kala ia tinggalkan berusia 20 tahun.
Maka Uzair berkata kepada nenek tersebut akan jati dirinya. Nenek tersebut berkata jika ia memang benar adalah Uzair, maka mohonkanlah kesembuhan untuk kebutaan yang ia derita, karena Uzair adalah orang yang dikabulkan doanya. Uzair kemudian berdoa memohon kesembuhan nenek tersebut kepada Allah Subhanahuwata'ala. Dan Allah mengabulkannya. Nenek tua tersebut kembali bisa melihat dengan kedua matanya.

Nenek tersebut kemudian pergi ke tempat para Bani Israil berkumpul dan bersaksi bahwa orang yang datang itu adalah Uzair. 
Bani Israil kemudian berkata bahwa tidak ada dari kaumnya yang lebih hafal isi Taurat selain Uzair. Maka mereka memintanya untuk menuliskan kembali Taurat karena seluruh Taurat sudah musnah.
Uzair kemudian duduk di bawah sebuah pohon untuk menuliskan kembali isi Taurat. Saat itulah turun dua benda berupa api dari langit yang kemudian masuk ke dalam mulut Uzair. Setelah itu Uzair dapat mengingat keseluruhan isi Taurat dan menuliskannya kembali untuk Bani Israil.

Berdasarkan peristiwa inilah maka Uzair disebut oleh Bani Israil sebagai anak Allah, sebagaimana tercantum dalam surat At-Taubah ayat 30 :
Dan orang-orang Yahudi berkata, "Uzair putra Allah," dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih putra Allah." Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?
Betapa Bani Israil senang menzalimi Nabi-nabi nya dengan berkata berlebihan mengenai mereka. 
Kita meyakini dalam surat Al Ikhlas ayat 3 bahwa Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, maka ucapan Bani Israil mengenai Uzair sebagai anak Allah adalah hal yang tidak patut kita percaya. Dan Allah pun melaknat ucapan mereka. 

Wallahu a'lam

Sumber : Blog Muhandisun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar