Halaman

10.9.19

Cara Menjaga NKRI versi Ibu Rumah Tangga

Bismillah

Salah satu tujuan dari pernikahan adalah memperbanyak keturunan. Dan tentu saja semua orang tua berharap keturunannya bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar. Apalagi dalam Islam disebutkan dalam sebuah hadist Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).




Quote yang aku tampilkan di atas bener-bener makjleb buat aku sebagai seorang ibu dengan dua orang anak. 
Gimana caranya aku ngarep anak-anak aku jadi anak yang beradab dan  bisa membawa manfaat bagi lingkungan kalau akunya sendiri ga punya adab?
Padahal udah jelas anak-anak pasti akan menduplikasi apa yang dilakukan atau diajarkan oleh orangtuanya di rumah.

Ibu, sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya tentu memegang peranan sangat penting dalam kehidupan sang anak. Apakah mereka akan tumbuh menjadi anak yang bermanfaat atau malah akan merugikan masyarakat sekitarnya kelak. 
Apa yang ditanamkan dan diajarkan oleh seorang ibu dalam keluarga, kelak akan terbawa sebagai sifat yang melekat pada diri seorang anak. Dan anak sebagai aset bangsa tentu akan menjadi penentu bagaimana nasib dan kelanjutan hidup sebuah negara di kemudian hari. 

Kebayang kan beratnya amanah yang diemban oleh seorang ibu. Secara tidak langsung, apa yang dikerjakan sehari-hari oleh seorang ibu di rumah itu bisa berdampak pada masa depan sebuah negara.
Apalagi kita semua tau ada pepatah yang bilang bahwa children see, children do. Seorang anak mungkin salah mendengar tapi mereka tak mungkin salah meniru. 

Lalu, apa ya kira-kira yang bisa dilakukan oleh seorang ibu untuk membangun peradaban di dalam rumah sebagai sebuah cara menjaga keutuhan negara kita tercinta Indonesia?
Aku coba tulis beberapa hal yang aku sendiri lakukan sebagai upayaku membentuk adab anak-anakku di rumah yaa. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan, karena aku masih sangat fakir ilmu.

Tazkiyatun Nafs 
Dari hasil aku belajar sana sini, hal awal yang perlu banget kita lakukan sebelum memulai sesuatu adalah menyucikan jiwa. Sucikan jiwa kita dari akhlak yang buruk, kemudian tumbuhkan dan hiasi jiwa yang telah suci itu dengan akhlak baik. Jiwa yang telah suci akan lebih mudah dalam menerima hal-hal baik dari sekitarnya. Tazkiyatun Nafs juga bisa menjadi sebab keberuntungan atau berhasilnya sebuah usaha. Sebagaimana difirmankan dalam surat As Syams ayat 1-10 :
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (potensi) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Perlu proses banget ya supaya hal ini bisa lancar terlaksana. Sebagai manusia gudangnya khilaf, masih sering banget terbersit pikiran buruk yang malah mengotori hati dan membelokkan niat dalam mendidik anak. 
Maka tazkiyatun nafs adalah sesuatu yang harus senantiasa diulang dan diupayakan agar semua yang kita usahakan bisa berhasil baik sesuai ridho Allah Subhanahuwata'ala.

Never Stop Learning
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Hampir semua hal pertama yang diketahui anak bersumber dari ibunya. Maka adalah sebuah hal yang mutlak bagi seorang ibu untuk senantiasa upgrade pengetahuan baik untuk kelancaran proses pendidikan anak maupun untuk perbaikan kualitas diri ibu tersebut. 

Satu hal yang harus diperhatikan pada poin belajar ini adalah, seorang ibu di masa sekarang tidak hanya harus upgrade ilmu, tapi juga harus bisa menyaring ilmu apa yang sekiranya bermanfaat untuk dirinya dan keluarga. 
Di masa sosial media seperti sekarang, semua informasi terkait apapun bisa dengan mudah didapatkan. Jika seorang ibu tidak punya filter yang baik, maka semua informasi akan ditelan bulat-bulat tanpa memikirkan efek samping yang mungkin mengikutinya. Atau bisa juga mungkin terjadi apa yang disebut Ibu Septi Peni sebagai tsunami informasi. Seorang ibu bisa jadi malah kebingungan akan metode apa yang akan diterapkan di dalam keluarganya karena terlalu banyak mempelajari ilmu secara sekilas melalui sosial media. 

Buatku sebagai seorang ibu, ada beberapa hal utama yang harus terus dipelajari dalam kaitannya dengan pembentukan peradaban di dalam rumah, yaitu :

  1. Ilmu pengasuhan anak (parenting). Ini adalah sebuah ilmu yang seharusnya aku pelajari sebelum aku memulai sebuah keluarga. Karena ternyata sangat banyak hal yang penting untuk dipelajari agar proses pengasuhan anak di rumah bisa berjalan lancar dan bahagia. Sedikit review tentang buku yang membahas proses pengasuhan pernah aku bahas di postingan ini.
  2. Ilmu tentang manajemen kesehatan anak. Tak bisa dipungkiri bahwa kesehatan anak juga berpengaruh pada proses berfikirnya. Maka agar apa yang kita ajarkan bisa diserap secara optimal oleh anak, maka kita sebagai seorang ibu harus bisa memastikan kondisi kesehatan anak kita dalam keadaan baik.
  3. Ilmu tentang komunikasi dengan pasangan. Pada sebagian besar keluarga, proses upgrade ilmu kebanyakan ada di sisi seorang ibu/istri. Hal ini dirasa wajar karena sebagai pemimpin keluarga seorang ayah/suami kadang energinya sudah tersita dalam proses mencari nafkah lahir untuk keluarga. Maka seorang istri harus pandai mengkomunikasikan apa yang sudah ia pelajari kepada suaminya. Jangan sampai sang istri jadi merasa lebih berilmu dibanding suaminya kemudian malah memicu konflik karena proses komunikasi yang kurang baik. Kehadiran seorang ayah/suami juga sangat penting dalam proses pengasuhan anak sehingga peradaban yang terbentuk menjadi lebih maksimal.
  4. Ilmu tentang manajemen keuangan keluarga. Agar bisa fokus membentuk sebuah peradaban, maka kebutuhan dasar dalam keluarga juga harus bisa terpenuhi dengan baik. Maka seorang ibu harus pandai mengelola keuangan agar semua kebutuhan rumah bisa dipenuhi sesuai kemampuan. 

Selektif Dalam Memilih Partner Pendidikan Anak
Idealnya, aku pengen banget bisa homeschooling anak-anak aku di rumah. Tapi, karena keterbatasan ilmu dan kesabaran yang aku punya, maka sekarang aku masih perlu bantuan lembaga sekolah untuk proses pendidikan anakku. 

Karena sekolah ini hanya berfungsi sebagai partner, maka aku perlu memastikan visi misi yang dibawa oleh sekolah tersebut sejalan dengan visi misi keluarga kami di rumah.
Terdengar sangat ribet, dan emang prosesnya juga lumayan riweuh, tapi menurutku ini penting supaya proses pendidikan anak di rumah dan di sekolah bisa sejalan sehingga anak ga bingung mana yang harus ia ikuti dan terapkan di kehidupannya.
Hal ini kembali lagi pada niat awal bahwa aku sebagai ibu sedang berusaha untuk membangun sebuah peradaban dari dalam rumah maka seluruh fondasinya harus benar-benar kuat. 

Tawakal 
Sebagai seorang hamba, maka setelah semua upaya dilakukan maka ada satu hal yang harus dilakukan yaitu tawakal. 
Serahkan semuanya kepada Sang Pengatur karena hanya Allah Subhanahuwata'ala sebaik-baik Pembentuk dan Pelindung anak-anak kita. 

Menjaga keutuhan NKRI itu harus dilakukan oleh semua pihak. Setiap elemen negara mempunyai fungsi masing-masing dalam hal ini. Tapi, jika mau dirunut, maka semua hal akan kembali pada keberhasilan pendidikan di dalam rumah. 
Setiap anak bisa melejit sesuai potensinya jika mendapat dukungan penuh dari keluarganya di rumah. 
Oleh karena itu, seorang ibu memegang peranan sangat penting dalam membentuk karakter anak yang bisa membawanya menjadi sosok yang dibutuhkan dalam pembentukan sebuah negara yang utuh. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh 💕

2 komentar:

  1. Baca ini sambil koreksi diri sendiri, sprti msh banyak kekuranganku, mksh yah kak tulisannya jd reminder buatku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mbak, akupun masih banyak kurangnya
      Yuk semangat terus supaya jadi lebih baik 💕

      Hapus