Sebetulnya, aku udah lumayan sering denger tentang lima bahasa cinta ini. Tapi, biasanya aplikasinya adalah untuk pasangan sehingga sebuah hubungan menjadi lebih baik komunikasinya.
Waktu lagi cari ide untuk postingan dengan tema parenting ini, aku ga sengaja nemu podcast Simple Families episode 167 yang membahas tentang lima bahasa cinta yang diaplikasikan ke anak-anak kita.
Jadi postingan kali ini adalah hasil aku mendengarkan podcast tersebut, yang coba aku terjemahkan sebisa aku. Semoga ga jauh-jauh amat ya artinya dari yang mereka maksudkan :)
Saat ini, metode parenting udah banyak banget beredar. Setiap orang tua pasti setidaknya pernah membaca satu artikel tentang metode parenting yang diharapkan bisa membuat proses pengasuhan anaknya menjadi lebih baik dan mungkin lebih mudah.
Metode ini juga bisa dikatakan come and go ya, soalnya aku inget banget kalo aku lagi diskusi sama mamaku soal salah satu metode, kadang mamaku bilang "lho, balik lagi kaya dulu berarti metodenya".
Tugas kita sebagai orang tua itu selalu berubah seiring dengan pertambahan usia anak kita. Makanya kita juga harus pinter cari cara gimana komunikasi sama anak sesuai dengan usia mereka.
Tanggung jawab sebagai orang tua itu kan bukan sekedar memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan untuk anak tapi juga bagaimana menyediakan pendidikan terbaik bagi anak kita agar Allah Subhanahuwata'ala kelak menjauhkan mereka dari siksa api neraka.
Dengan memahami bahasa cinta yang lebih disukai oleh anak kita, maka kita bisa mempunyai posisi yang lebih baik dalam memahami apa yang dirasakan oleh anak kita.
Harapannya adalah kita akan lebih mudah dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan sebagai salah satu proses pendidikan yang ingin kita lakukan.
Bahasa cinta ini juga bisa memberi gambaran tentang bagaimana anak kita merasakan keterikatan dengan kita sebagai orangtuanya. Anak-anak cenderung menunjukan cintanya kepada kita dengan cara yang sama seperti mereka ingin dicintai.
Maka kita harus peka terhadap semua perilaku mereka, sehingga lebih mudah memahami apa bahasa cinta yang lebih mereka sukai.
Touch / Sentuhan
Sentuhan adalah bahasa cinta utama bagi anak-anak usia dini, terutama bagi mereka yang belum lancar berbicara. Mereka belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan, sehingga cenderung mengekspresikannya lewat sentuhan.
Ada beberapa anak yang terkesan selalu ingin berada dekat dengan orangtuanya setiap saat. Kemanapun orangtuanya pergi, maka ia akan menempel ketat disampingnya.
Mereka bergelantungan di kaki kita, naik ke atas punggung, dan hal lain yang pada dasarnya harus selalu bersentuhan dengan kita orangtuanya.
Terkadang kita sebagai orangtua merasa terganggu, karena rasanya tidak punya private space untuk diri kita sendiri. Tapi itu adalah sebuah bentuk bahasa cinta dari anak kita. Itu adalah cara mereka untuk bilang bahwa mereka butuh perhatian kita.
Untuk tipe anak seperti ini, pelukan, berpegangan tangan, punggung diusap, dipangku, dan sentuhan fisik lainnya akan bisa meningkatkan rasa tenang dalam dirinya.
Gift / Hadiah
Hampir setiap anak sejatinya suka diberi hadiah. Namun kita harus peka apakah ini merupakan bahasa cinta mereka, atau hanya sebuah kepuasan karena mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.
The focus is more on the act itself and on the person who gave it rather than on the gift itself.
Hadiahnya pun tidak harus sesuatu yang fancy, bisa sesuatu yang sederhana seperti origami atau bahkan bunga yang dipetik di perjalanan pulang.
Anak-anak dengan bahasa cinta ini akan melihat hadiah tersebut sebagai refleksi dari apa yang kita rasakan untuk mereka.
Mereka akan melihatnya sebagai sesuatu yang kita lakukan karena kita menyayangi mereka. Mereka akan berfikir bahwa kita memikirkan mereka meskipun saat tidak sedang bersama.
Anak-anak ini mungkin akan selalu mengingat siapa yang sudah memberi hadiah itu, dan bisa jadi mengalami kesulitan untuk membuang sebuah hadiah karena bagi mereka setiap hadiah yang didapatkan adalah hal yang spesial.
Saying what you feel / Kata-kata apresiasi
Bagi anak dengan bahasa cinta ini, penting bagi mereka mendengar langsung apa yang kita rasakan untuk mereka.
Dan ini bukan hanya sekedar refleks, tapi benar-benar murni datang dari hati kita sebagai orangtuanya. Kata-kata seperti "Kamu hebat!" "I love you" atau sekedar memanggilnya dengan nama kesayangan bisa membuat mereka merasa spesial.
Saat kita sedang marah pada anak, secara otomatis anak akan merasa bahwa kita tidak lagi menyayangi mereka. Maka penting bagi kita untuk mengklarifikasi bahwa betul kita marah pada mereka, tapi kita tetap menyayangi mereka no matter what.
Acts of service / Pelayanan
Bagi anak dengan tipe bahasa cinta ini, apa yang dilakukan oleh orangtuanya khusus untuk mereka akan sangat membekas di hati dan membuat mereka merasa disayangi.
Misalnya ketika kita memilih melakukan sesuatu hanya karena kita tahu anak kita menyukai hal itu.
Bahasa cinta ini agak tricky. Karena setiap orangtua pasti ingin anaknya menjadi orang yang mandiri. Maka kita harus pintar menyiasati mana yang merupakan pelayanan sebagai bentuk bahasa cinta dan mana yang bentuk dari kemanjaan anak.
Contoh adalah ketika anak sedang belajar menelan obat berbentuk tablet. Hal yang akan mereka ingat adalah bagaimana kesabaran kita mengajari mereka cara minum obat tablet, bagaimana kita meyakinkan mereka bahwa di usianya sekarang mereka sudah harus bisa minum obat tablet, dan small gesture lainnya.
Quality time
Anak-anak dengan tipe ini biasanya akan selalu mencoba menarik perhatian kita dengan menunjukan apa saja yang sedang mereka kerjakan.
Mereka terus saja memanggil kita untuk melihat mereka, melihat apa yang mereka buat, dan hal sejenis lainnya.
Ini biasanya merupakan sebuah tanda bahwa mereka ingin merasa bahwa perhatian kita kepada mereka tidak terbagi dengan apapun.
Wah, ternyata beda-beda ya bahasa cinta yang ditunjukan dan diinginkan anak. Bener-bener kita sebagai orangtua harus peka melihat mana yang lebih mereka sukai.
Semoga Allah Subhanahuwata'ala memberikan kemudahan bagi kita dalam memahami anak-anak kita. Aamiin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh 💕
Tidak ada komentar:
Posting Komentar