Halaman

15.5.19

Kisah Dzulkarnain dan Ya'juj Ma'juj

Bismillah
Kisah Dzulkarnain dan Ya'juj Ma'juj ini diabadikan oleh Allah Subhanahuwata'ala dalam Al Qur'an surat Al Kahfi ayat 83-98. 
Membaca kisah ini erat kaitannya dengan kisah tentang akhir zaman. Semoga kisah ini bisa semakin mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahuwata'ala.


Allah Subhanahuwata'ala berfirman :
 "Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulqarnain. Katakanlah, "Aku akan bacakan kepada kalian cerita tentangnya." Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di(muka) bumi dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu." (Q.S Al Kahfi : 83-84)
Wahb ibn Munabbih mengatakan bahwa Dzulkarnain adalah seorang raja. Dia sebenarnya disebut Dzulkarnain (dua tanduk) karena kedua sisi kepalanya adalah tembaga (dan berbentuk seperti sepasang tanduk).
Dalam surat Al Kahfi ayat 84, dijelaskan bahwa Kami telah memberinya kerajaan yang besar dan kuat dengan menguasai segala yang dimiliki semua raja, dalam bentuk kekuasaan, tentara, batang dagangan, dan peralatan. Karena itulah ia berhasil mengendalikan belahan bumi timur dan barat. Semua bangsa tunduk kepadanya dan semua raja di bumi ditaklukkan di bawah kendalinya. Semua bangsa, baik Arab maupun non Arab melayaninya. Karena itu, ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa dia sebenarnya dijuluki Dzulkarnain karena kekuatannya mencapai dua tanduk matahari bagian timur dan barat. 

Kisah Dzulkarnain pertama kali berhubungan dengan Ya'juj Ma'juj dikisahkan dalam surat Al Kahfi ayat 92 -94 :
"Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi) - Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan - Mereka berkata "Wahai Dzulkarnain! Sungguh, Ya'juj dan Ma'juj itu (sekelompok manusia) berbuat kerusakan di muka bumi, maka bolehkah kami membayarnya imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang di antara kami dan mereka?"

Dalam ayat ini dikisahkan bahwa ketika Dzulkarnain sedang melakukan perjalanan dari timur ke barat, ia mendapati suatu kaum yang hidup dalam ketakutan yang mencekam. Mereka hidup dalam sebuah tempat yang dalam Al Qur'an disebut sebagai Bain As-Saddain yaitu sebuah daerah yang terdapat di antara dua gunung yang sepadan tingginya. Sedangkan di tengah-tengahnya terdapat celah yang memisahkan di antara keduanya. Dari celah itulah Ya'juj dan Ma'juj memasuki dunia manusia, menyerang negeri serta menimbulkan banyak kerusakan padanya, hewan ternak, dan tanam-tanaman.
Kaum yang ketakutan ini kemudian meminta tolong kepada Dzulkarnain untuk membuatkan dinding pemisah antara mereka dengan Ya'juj Ma'juj serta akan memberikan imbalan jika Dzulkarnain berhasil membuatnya. 

Dengan kerendahan hati dan kedalaman iman kepada Allah Subhanahuwata'ala, Dzulkarnain menolak imbalan itu tetapi tetap meminta bantuan kekuatan dari kaum tersebut untuk membangun dinding pemisah yang diinginkan. (Q.S Al Kahfi ayat 95)

Proses pembangunan dinding pemisah tersebut diabadikan dalam Q.S Al Kahfi ayat 96-98 :
"Berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu".
"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya."
Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar".
Kisah proses pembangunan dinding pemisah tersebut sungguh merupakan suatu pekerjaan yang sangat sulit dilakukan bahkan untuk dibayangkan. Membangun sebuah dinding pemisah yang terbuat dari besi dan tembaga di antara dua gunung tinggi. Itulah kelebihan yang diberikan Allah Subhanahuwata'ala kepada Dzulkarnain. 
Keberadaan besi dan tembaga itu membuatnya sangat licin dan sangat sulit untuk didaki ataupun dilubangi. Akhirnya Ya'juj Ma'juj terpenjara di balik kedua gunung itu dan kaum itu pun merasa aman. 

Demikianlah kisah Dzulkarnain yang membangun dinding pemisah yang memenjarakan Ya'juj Ma'juj hingga batas waktu yang telah ditentukan oleh Allah Subhanahuwata'ala. Batas waktu yang merupakan salah atau peristiwa besar yang menandai babak akhir dari kehidupan dunia. 

Wallahu a'lam

Sumber : Kaskus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar