Halaman

16.5.19

Kisah Nabi Syuaib 'alaihissalam

Bismillah
Nabi Syuaib 'alaihissalam diutus oleh Allah Subhanahuwata'ala untuk mendakwahi kaum Madyan. Ketika itu, akhlak kaum Madyan sangat buruk. kafir kepada Allah dan melakukan berbagai kemaksiatan, seperti membajak dan merampas harta manusia yang melintasi mereka. Mereka juga menyembah pohon lebat yang disebut Aikah.


Kaum Madyan juga bermuamalah buruk dengan manusia, menipu dalam melakukan jual beli dan mengurangi takaran dan timbangan. Maka Allah Subhanahuwata'ala mengutus Nabi Syuaib untuk mengajak mereka kembali kepada kebenaran. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surat Hud ayat 84 :
Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur). Dan sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang membinasakan (kiamat)."

Demikian Nabi Syuaib berdakwah kepada kaumnya, namun hanya sedikit saja yang beriman, sedangkan yang lainnya tetap pada kekafiran. Mereka bahkan mengolok-olok Nabi Syuaib seraya berkata : 
Wahai Syu’aib! Apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal.” (QS. Huud: 87)

Nabi Syuaib dikenal sebagai Khathibul Anbiya’ (Ahli Pidato dari kalangan para nabi). Ia berdakwah dengan memberikan argumentasi yang kuat. Seperti saat diolok-olok oleh kaumnya, beliau berkata : 
Wahai kaumku! Bagaimana pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Huud: 88)

Beliau juga mengingatkan kepada kaumnya akan adzab Allah yang menimpa kaum-kaum sebelumnya. Beliau berkata :
“Wahai kaumku, janganlah pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa adzab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (zaman dan tempatnya) dari kamu.Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.” (QS. Huud: 89-90)

Kaum Madyan malah mengancam akan membunuh Nabi Syuaib 'alaihissalam. Mereka berkata :
Wahai Syu’aib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidak karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamu pun bukanlah seorang yang kuat di sisi kami.” (QS. Huud: 91)

Hingga akhirnya Nabi Syuaib ‘alaihissalam berdoa kepada Tuhannya:
Ya Tuhan Kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq (adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.” (QS. Al A’raaf: 89

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi syu’aib ‘alaihissalam agar keluar dari kota itu bersama orang-orang yang beriman karena adzab akan turun menimpa kaumnya, selanjutnya Allah mengirimkan kepada mereka cuaca yang begitu panas yang membuat tanaman kering, sumur kering, dan susu hewan habis, maka orang-orang pun keluar mencari kesejukan, lalu mereka menemukan awan hitam yang sebelumnya mereka kira sebagai hujan dan rahmat, sehingga mereka berkumpul di bawahnya, kemudian ditimpakan kepada mereka bunga api yang membakar dan api yang bergejolak sehingga membakar mereka semua, bumi pun berguncang dan mereka ditimpa suara yang mengguntur yang mencabut nyawa mereka sehingga mereka menjadi jasad-jasad yang mati bergelimpangan. 


Demikianlah kisah Nabi Syuaib 'alaihissalam yang mendakwahi kaum Madyan. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut.

Wallahu a'lam

Sumber : Kisah Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar