Halaman

8.5.19

Kisah Nabi Nuh 'alaihissalam

Assalamu'alaikum 💕

Alhamdulillah memasuki kisah ketiga hari ini, insyaAllah akan berkisah tentang Nabi Nuh 'alaihissalam. 
Dalam Al Qur'an, ada banyak surat yang membahas tentang beliau, bahkan Allah Subhanahuwata'ala mengabadikan satu surat dengan nama Nuh yang isinya menceritakan tentang kisah Nabi Nuh 'alaihissalam. 


Nabi Nuh berdakwah dalam waktu yang lama sekali, yaitu 950 tahun seperti yang difirmankan Allah Subhanahuwata'ala dalam surat Al Ankabut ayat 14 : 
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun..” 

Nabi Nuh 'alaihissalam memulai dakwahnya dengan menyampaikan kepada kaumnya bahwa ia adalah pemberi peringatan yang nyata agar mereka menyembah Allah Subhanahuwata'ala saja, agar mereka tidak tertimpa adzab yang pedih. Hal ini dikisahkan dalam surat Hud ayat 25-26.

Sayangnya, hanya sedikit yang menerima dakwahnya, itupun terdiri dari golongan yang lemah, sementara golongan yang kuat menentang dakwahnya tersebut, termasuk istri dan salah seorang anaknya. Mereka semua menentangnya, sebagaimana dikisahkan dalam surat Hud ayat 27 :
"Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, "Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah orang pendusta."
Nabi Nuh 'alaihissalam tetap bersabar, tetap mendakwahi kaumnya siang dan malam, secara rahasia dan terang-terangan, tetapi kaumnya tetap saja membantah dan sombong sampai melampaui batas. Hal ini dikisahkan dalam surat Nuh ayat 5-9 :
“Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,–Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari .–Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka  agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupi bajunya  dan mereka tetap (di atas sikapnya) dan menyombongkan diri dengan sangat.–Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka  dengan cara terang-terangan ,–Kemudian sesungguhnya aku  seru mereka  dengan terang-terangan dan dengan diam-diam,"
Kaum Nabi Nuh tetap bergeming dari dakwah yang beliau sampaikan, mereka malah menantang untuk diturunkan adzab jika memang apa yang dikatakan oleh Nabi Nuh benar adanya. Seperti tertuang dalam surat Hud ayat 32 :
Mereka berkata, "Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar."
Nabi Nuh merasa sedih, karena tetap hanya sedikit yang mau mengikuti ajarannya. Akhirnya ia berdoa kepada Allah Subhanahuwata'ala seperti tertulis dalam surat Nuh ayat 26-27 :
“Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.–Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir."

Allah Subhanahuwata'ala kemudian memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat sebuah kapal besar dan mengajarinya cara untuk membuatnya dengan baik. Nabi Nuh dibantu oleh orang-orang yang beriman mulai membuat kapal yang diperintahkan.
Setiap kali orang kafir melewatinya, mereka mengejek dan mencemooh Nabi Nuh. Apalagi ketika mereka mengetahui bahwa kapal itu dibuat untuk menyelamatkan mereka dari adzab. 

Setelah kapalnya selesai, Nabi Nuh memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk naik ke dalam kapal tersebut. Ia juga mengangkut setiap jenis hewan dalam jumlah sepasang. 
Ketika semua orang beriman sudah naik, datanglah hujan deras dari langit hingga kemudian menjadi banjir besar. 
Kapal mulai mengapung di atas air. Kala itu, Nabi Nuh melihat anaknya yang kafir dan mengajaknya untuk masuk ke dalam kapal, tetapi anaknya menolaknya dan pergi mencari tempat yang lebih tinggi. Kisah ini tertuang dalam surat Hud ayat 42-43. 

Semua orang kafir sudah tenggelam, langit dan bumi pun diperintahkan oleh Allah untuk berhenti mengeluarkan air. Kapal akhirnya berlabuh di atas Gunung Judi.
Nabi Nuh sempat memohon kepada Allah Subhanahuwata'ala untuk menyelamatkan anaknya yang kafir, karena anak itu adalah termasuk keluarganya, tetapi Allah berfirman dalam surat Hud ayat 46 :
“Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya  perbuatannya tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu agar kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”
Mendengar firman Allah tersebut, Nabi Nuh segera memohon ampun  atas kesalahannya mempertanyakan keadilan Allah Subhanahuwata'ala. Doa Nabi Nuh ini tertulis dalam surat Hud ayat 47. 

Allah Subhanahuwata'ala kemudian memerintahkan Nabi Nuh dan kaumnya yang beriman untuk turun dari kapal dan memulai hidup baru dengan sejahtera dan penuh keberkahan.

Wallahu a'lam

Demikian kisah Nabi Nuh yang tertulis dalam Al Qur'an Surat Hud ayat 25-48. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar