Halaman

14.5.19

Kisah Nabi Ibrahim 'alaihissalam

Bismillah.
Nabi Ibrahim 'alaihissalam adalah nabi keenam yang wajib diketahui oleh umat Islam. Secara silsilah, Nabi Ibrahim bernasab kepada Nabi Nuh 'alaihissalam. 



Sejak kecil, Nabi Ibrahim sudah diasingkan ke dalam goa yang terletak di hutan dan mustahil diketemukan oleh manusia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penyelamatan, karena raja yang berkuasa saat itu yaitu raja Namrud memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Perintah ini muncul karena raja Namrud tidak ingin kekuasaannya digantikan oleh siapapun di muka bumi. 

Allah Subhanahuwata'ala telah menurunkan karuniaNya kepada Nabi Ibrahim berupa hikmah dan kecerdasan sejak beliau kecil, sebagaimana firmanNya dalam surat Al Anbiya ayat 51 :

Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelumnya, dan Kami mengetahui (keadaan)nya.” (QS. Al Anbiyaa’: 51)
Beranjak dewasa, Nabi Ibrahim mulai mempertanyakan siapakah Tuhan yang berhak disembah, karena lingkungan di sekitarnya menyembah berhala yang terbuat dari batu. Bahkan ayahnya adalah seorang pembuat berhala. 
Kemudian Allah Subhanahuwata'ala memberikan petunjuk kepada Nabi Ibrahim hingga kemudian ia mengenal Allah, Tuhannya. Allah juga menjadikannya Nabi dan Rasul untuk menyeru kaumnya agar keluar dari kegelapan menyembah berhala dan hanya menyembah Allah Subhanahuwata'ala. 

Nabi Ibrahim 'alaihissalam berusaha untuk berdakwah kepada ayahnya ia berkata :
Wahai ayahku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun?–Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.–Wahai ayahku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.–Wahai ayahku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, sehingga kamu menjadi kawan bagi setan.” (QS. Maryam: 42-45)
Namun ayahnya menolak dakwah tersebut, dan dengan marah beliau berkata :
“Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama”. (QS. Maryam: 46)
Tetapi Nabi Ibrahim tetap sabar, ia tidak membalasnya dengan kemarahan, ia tetap berbakti dan berkata :
Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.—Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku”. (QS. Maryam: 47-48)
Kecerdasan Nabi Ibrahim tetap beliau gunakan di kala Allah Subhanahuwata'ala memerintahkannya untuk mendakwahi kaum Hiran.
Kaum Hiran adalah kaum yang menyembah bintang-bintang. Dalam mendakwahinya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam mengajak kaumnya untuk berfikir jernih tentang kelayakan menyembah benda-benda perbintangan. Kisah ini terdapat dalam Al Qur'an surat Al An'am ayat 76-79 :
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang dia berkata, “Ini(kah) Tuhanku?” Tetapi ketika bintang itu tenggelam dia berkata, “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.”
Kemudian ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, “Ini(kah) Tuhanku?” Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata, “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.”
Kemudian ketika ia melihat matahari terbit, dia berkata, “Ini(kah) Tuhanku?”, ini yang lebih besar.” Maka ketika matahari itu terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
 Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Demikianlah Nabi Ibrahim menggunakan karunia kecerdasan yang diberikan kepadanya untuk mengajak kaumnya agar bertauhid, hanya menyembah Allah Subhanahuwata'ala saja. 

Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kisah ini.
Wallahu a'lam

Sumber : Kisah Muslim


Tidak ada komentar:

Posting Komentar