Halaman

11.5.19

Kisah Nabi Saleh 'alaihissalam

Bismillah..
Hari ini, aku belajar tentang kisah Nabi Shaleh 'alaihissalam. 
Alhamdulillah, dengan cara menuliskan kembali seperti ini, aku jadi benar-benar belajar tafsir dari masing-masing ayat yang mengandung kisah tersebut.



Nabi Saleh 'alaihissalam diperintahkan oleh Allah Subhanahuwata'ala untuk menyeru kepada kaum Tsamud, sebuah kabilah yang tinggal di daerah Hijr yang terletak antara Hizaj dan Syam. 
Kaum Tsamud memiliki kehidupan yang makmur. Mereka memahat gunung untuk dijadikan rumah tempat tinggal di kala musim dingin. Mereka juga membuat istana untuk ditempati saat musim panas. 
Allah Subhanahuwata'ala juga menganugerahi mereka lahan yang subur, sehingga hasil panen bisa melimpah ruah.
Sayangnya, seperti kaum-kaum terdahulu, mereka ingkar terhadap nikmat Allah tersebut dan malah menyembah kepada berhala.

Maka mulailah Nabi Saleh 'alaihissalam berdakwah mengajak mereka untuk menyembah Allah Subhanahuwata'ala dan meninggalkan berhala-berhala tersebut. Seperti yang tertulis dalam surat Al A'raf ayat 73 :
“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia.

Nabi Saleh pun mengingatkan mereka tentang kaum sebelumnya, yaitu kaum 'Ad yang binasa karena ingkar terhadap Allah Subhanahuwata'ala :
 Dan ingatlah olehmu di waktu Allah menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) setelah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.” (QS. Al A’raaf: 74)

Namun sayang, kaum Tsamud malah menentangnya, dan berkata :
Wahai Shalih, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami.” (QS. Huud: 62-63)

Nabi Saleh tetap bersabar mendakwahi kaum Tsamud dan mengajak mereka kembali ke jalan yang lurus, yaitu beribadah hanya kepada Allah Subhanahuwata'ala saja. Dan jika mereka mau bertaubat maka Allah akan menerima taubat mereka.
Maka berimanlah segolongan yang fakir, sementara yang kaya tetap kafir dan bersikap sombong. 
Pernah suatu hari Nabi Saleh mengajak mereka beribadah kepada Allah dan menerangkan nikmat-nikmat Allah yang besar, dan bahwa nikmat tersebut harus disyukuri dan diingat, tetapi mereka malah mengatakan kepadanya,


Kamu tidak lain hanya seorang manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mukjizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar”. (QS. Asy Syu’araa: 54)

Maka Nabi Shaleh pun bertanya mukjizat apa yang mereka inginkan. Mereka pun menunjuk sebuah batu besar dan meminta Nabi Saleh untuk mengeluarkan seekor unta betina yang sedang hamil dari batu tersebut. 
Nabi Saleh kemudian bertanya kepada mereka, jika ia berhasil mendatangkan mukjizat tersebut, apakah mereka akan beriman kepada Allah Subhanahuwata'ala? Dan mereka berjanji akan beriman. 
Maka Nabi Saleh kemudian shalat dan berdoa kepada Allah Subhanahuwata'ala untuk mewujudkan permintaan merek. 
Tak lama kemudian, munculkan seekor unta betina yang sedang hamil dari batu tersebut sebagai bukti kenabian Nabi Saleh 'alaihissalam. 
Setelah melihat munculnya unta tersebut, sebagian dari mereka langsung menyatakan keimanannya kepada Allah Subhanahuwata'ala, tetapi sebagian besar masih tetap dalam kesesatannya. 
Allah Subhanahuwata'ala kemudian mewahyukan kepada Nabi Saleh agar kaumnya tidak menyakiti unta tersebut, dan Nabi Saleh pun berkata :
Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Onta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. Al A’raaf: 73)

Keadaan berjalan baik selama beberapa waktu. Namun, setan berhasil menghasut kaum Tsamud sehingga mereka akhirnya merencanakan untuk membunuh unta tersebut. 
Dipilihlah orang yang paling besar kerusakannya dari kaum Tsamud untuk menjalankan rencana tersebut.
Akhirnya unta tersebut berhasil dibunuh oleh kaum Tsamud. Mereka pun mengolok-olok Nabi Saleh dengan berkata : 
Wahai shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada Kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah).” (QS. Al A’raaf: 77)

Maka Allah mewahyukan kepadanya bahwa azab akan turun menimpa kaumnya setelah berlalu tiga hari, Shalih pun berkata kepada kaumnya,
 “Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (QS. Huud: 65)

Selanjutnya setelah berlalu tiga hari, maka orang-orang kafir keluar pada pagi hari dari hari ketiga sambil menunggu benarkah azab dan siksaan akan menimpa mereka, maka tidak beberapa lama datanglah suatu suara keras yang mengguntur dari langit dan goncangan bumi yang keras dari bawah mereka, sehingga nyawa mereka melayang, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Allah Ta’ala berfirman,

Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui.–Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu bertakwa.” (QS. An Naml: 52-53)

Demikianlah Allah Subhanahuwata'ala mengadzab kaum Tsamud yang keras kepala dan tidak menghiraukan larangan Allah Subhanahuwata'ala.
Semoga kita bisa belajar dari hikmah kisah ini.
Wallahu a'lam

Sumber : Kisah Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar