Halaman

22.5.19

Kisah Nabi Yunus 'alaihissalam

Bismillah
Nabi Yunus 'alaihissalam diutus oleh Allah Subhanahuwata'ala untuk mendakwahi sebuah kampung yang bernama Ninawa di Irak. Penduduk di kampung tersebut melenceng dari ajaran Allah Subhanahuwata'ala. Mereka menyembah patung dan berhala. 


Dakwah Nabi Yunus 'alaihissalam tidak diterima oleh penduduk kampung Ninawa. Mereka tetap saja menyembah patung dan berhala. Nabi Yunus akhirnya marah dan tidak lagi berharap mereka akan beriman.

Allah Subhanahuwata'ala kemudian mewahyukan akan turunnya adzan kepada kampung tersebut. Nabi Yunus lalu menyampaikan Wahyu tentang adzab ini kepada penduduk kampung dan ia pergi meninggalkan kampung tersebut. 
Ketika mereka mengetahui Nabi Yunus telah pergi, merekapun tahu bahwa adzab benar-benar akan turun dan Yunus adalah benar seorang Nabi. Menyadari hal itu, mereka segera bertaubat memohon ampun kepada Allah Subhanahuwata'ala. 

Karena kesungguhan mereka bertaubat, Allah Subhanahuwata'ala pun menerima taubat mereka dan menjauhkan adzab yang direncanakan dari mereka. Allah Subhanahuwata'ala berfirman :
“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus: 98)

Setelah peristiwa itu, Nabi Yunus tetap pergi meninggalkan kampung padahal Allah belum mengizinkannya. Ia pergi ke tepi laut lalu menaiki kapal.
Ketika ia berada di atas kapal, ombak laut berubah menjadi kencang sehingga kapal nyaris tenggelam. 
Orang-orang dalam kapal berpikir bahwa kapal tersebut kelebihan muatan sehingga harus ada salah seorang yang dilempar ke laut. 
Setelah tiga kali mengundi, nama Nabi Yunus lah yang selalu keluar hingga akhirnya Nabi Yunus pun turun ke laut. 

Pada saat yang bersamaan, Allah Subhanahuwata'ala telah memerintahkan seekor ikan besar untuk menelan Nabi Yunus tanpa merobek daging atau mematahkan tulangnya sedikitpun. 
Yunus pun kemudian tinggal di dalam perut ikan untuk beberapa waktu. Kala itu Yunus berada dalam tiga kegelapan, yaitu kegelapan perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahuwata'ala :
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiyaa’: 87-88)

Kemudian Allah Subhanahuwata'ala memerintahkan ikan itu untuk memuntahkan Yunus ke tepi pantai. Dan Allah tumbuhkan sebatang pohon sejenis labu untuk menaungi Yunus dari sinar matahari. 
Selanjutnya Allah Subhanahuwata'ala memerintahkan Nabi Yunus untuk kembali ke kaumnya dan memberitahukan kepada mereka bahwa Allah telah menerima taubatnya.
Kaumnya pun telah beriman dan Allah telah memberikan berkah kepada harta dan anak-anak mereka. 

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar