Halaman

15.5.19

Kisah Nabi Ismail 'alaihissalam

Bismillah
Nabi Ismail 'alaihissalam adalah putra dari Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar. Ia adalah putra yang sangat dinantikan oleh Nabi Ibrahim karena dari pernikahannya dengan Siti Sarah beliau tak kunjung mendapatkan keturunan.
Kita tentu sudah mengetahui kisah yang masyhur tentang asal mula air zam-zam dan juga sejarah terjadinya Sa'i dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah yang erat kaitannya dengan kisah Nabi Ismail bersama ibundanya Siti Hajar.



Hubungan Nabi Ismail sangat dekat dengan Nabi Ibrahim. Ada beberapa kisah yang menceritakan kedekatan mereka dan ketaatan mereka kepada Allah Subhanahuwata'ala.
Mulai dari perintah untuk membawa Siti Hajar dan Ismail menuju Mekah kemudian ditinggalkan di sana. Saat meninggalkan anak istrinya ini, Nabi Ibrahim memanjatkan doa kepada Allah Subhanahuwata'ala :
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Kemudian perintah menyembelih Nabi Ismail yang dipatuhi dengan penuh ketaatan oleh ayah dan anak ini sehingga menjadi asal usul Sunnah berkurban. Sebagaimana tertulis dalam Al Qur'an :
“Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ismail menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash Shaaffaat: 102)
Juga ada kisah tentang perintah Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail untuk menceraikan istrinya karena memiliki tabiat yang kurang baik.

Kisah lain yang tak kalah masyhur adalah tentang kisah Nabi Ismail membangun Ka'bah bersama Nabi Ibrahim 'alaihissalam. 
Nabi Ibrahim datang kepada Nabi Ismail kemudian berkata : 
"Wahai Ismail, Allah memerintahkanku dengan suatu perintah.” 
Ismail berkata, “Lakukanlah apa yang diperintahkan Tuhanmu.” 
Ibrahim berkata lagi, “Apakah kamu akan membantu aku?” 
Ismail berkata, “Ya, aku akan membantumu.” 
Ibrahim berkata, “Allah memerintahkan aku agar membangun rumah di tempat ini.”

Kemudian mereka berdua bekerjasama membangun Ka'bah. Keduanya bekerja sambil terus mengucapkan doa :
Wahai Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 127).
Setelah mereka selesai membangun Ka'bah, mereka pun tak lupa berdoa :
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji Kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”   
(QS. Al Baqarah: 128)

Allah Subhaanahu wa Ta’ala memuji Nabi-Nya Ismail ‘alaihissalam dan menyifatinya dengan sifat hilm (santun), sabar, menepati janji, menjaga shalat dan memerintahkan keluarganya menjaga shalat (QS. Maryam: 54-55)

Semoga kita bisa meneladani sifat Nabi Ismail 'alaihissalam yaitu taat kepada Allah Subhanahuwata'ala dan berbakti kepada orang tua.

Wallahu a'lam 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar